Kamis, Desember 15, 2011

Perbadaan dalam Kebersamaan

Beberapa bulan lalu, saya menulis status di akun Facebook saya yang kurang lebih berbunyi seperti ini : “Dengan monyet, kita selalu mencari persamaannya dengan manusia, tetapi dengan sesama manusia, kok yang dicari perbedaannya melulu” Beberapa orang teman sempat mengomentari status itu, ada yang terkesan main-main, ada pula yang rada serius.

Kemarin, menyikapi perbedaan penetapan lebaran Idul Fitri yang bukan sekali ini terjadi di Indonesia, saya kembali menulis status yang berbunyi : “Ketika ada satu hal yang berbeda di antara kita, yakinlah bahwa ada banyak persamaan yang bisa kita pertemukan.”

Di group I.K.A.P.T.K, saya juga menulis seperti ini : “Perbedaan waktu lebaran bagaikan sehelai rambut di tubuh manusia. Masih banyak yang bisa dicari persamaannya. Selamat merayakan Idul Fitri 1432 H. kepada siapapun yang merayakannya, kapanpun dan di manapun. Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

Pesan yang ingin saya sampaikan dari tiga status tersebut adalah perbedaan adalah hal yang lumrah dan lazim dalam kehidupan sosial kita. Jadi mengapa dijadikan persoalan? Persamaan bukan satu-satunya syarat untuk membangun kebersamaan. Bahkan, ada hal yang harus berbeda untuk bisa bersama.

Mari kita tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta mengedepankan penghormatan terhadap hak orang lain. Selamat merayakan lebaran. Taqabbalallahu minnaa wa minkum. Maaf lahir dan bathin.

Tidak ada komentar: