Kamis, Desember 22, 2011

DUA TANGGAL 1 DESEMBER

Dua tanggal 1 Desember
1 Desember 2011, Anakku yang ketiga lahir ke dunia, memperdengarkan tangisnya yang lantang. Inilah anakku yang bisa kusaksikan proses kelahirannya secara

SUAMI TUKANG SELINGKUH


I
“Jangan percaya, jeng. Semua laki-laki itu buaya.” Begitu ucap Bu Wenni, tetangga sebelah yang juga teman arisan dan teman ngrumpi kalo sore. Sejak pindah di kompleks

Kamis, Desember 15, 2011

Maaf, Ini Khusus untuk Dewasa


Usia Indonesia sebagai sebuah bangsa memang masih sangat muda. Itulah sebabnya, hampir dalam banyak hal, perilaku Bangsa Indonesia juga

Inikah Akhir Era Keemasan MU?

Pencapaian Manchester United (MU) sebagai sebuah Tim dalam satu decade terakhir ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Baik di kancah domestik, maupun di daratan Eropa. Namun kekalahan memalukan di kandang dari rival sekota, Manchester City (MC) menjadi sebuah kekalahan fenomenal yang tidak akan terlupakan, sekaligus mematahkan rekor tidak terkalahkan MU di kandang selama 18 bulan.

MU mengawali pertandingan sebagai Tim yang lebih bersinar. Tapi MC berhasil melakukan sebuah terobosan penting ketika Mario Balotelli berhasil melewati David De Gea pada menit ke 22. Babak pertamapun berakhir dengan kemenangan tim tamu 0 – 1.

Awal babak kedua ditandai dengan kartu merah bagi Jonny Evans beberapa saat setelah jeda membuat perjuangan sang juara bertahan semakin sulit. Bahkan Balotelli justru berhasil mencetak gol keduanya pada menit ke 60, disusul Sergio Aguero pada menit ke 69, David Silva dan pemain pengganti Edin Dzeko pada menit ke 90. Satu-satunya gol balasan United dicetak oleh Fletcher pada menit ke 87.

Meskipun Roberto Mancini tidak mau terlalu terbuai oleh kemenangan 6-1 itu, Tapi ia tetap mengakui bahwa kemenangan itu sangat penting mengingat tim yang mereka kalahkan adalah sebuah tim yang fantastis. Dengan hasil itu, MC sekarang unggul 5 point atas MU (25 – 20) dan memperlebar jarak surplus gol mereka menjadi 26 – 14.

Bermain susah payah untuk meraih hasil imbang di kandang Liverpool minggu lalu, penampilan MU memang cenderung menampilkan grafik menurun. Bahkan kemenangan 2 – 0 di Liga Champion melawan klub “pendatang baru” Otelul Galati di Bucharest Rumania, relatif tidak memberikan banyak harapan, karena dua gol Rooney hanya tercipta dari titik penalty.

Akankah ini menjadi akhir era keemasan MU?

Coto Makassar Warisan ibu


Lebaran dengan hidangan Coto Makassar? Sudah tradisi…. Ya, tradisi dalam keluarga kecil kami. Hidangan khas Sulawesi Selatan itu adalah menu utama setiap lebaran.

Quo Vadis Revisi UU No 32


Rencana pemerintah merevisi UU nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah untuk dipecah menjadi 3 UU terpisah, yaitu UU Pemerintahan Daerah, UU Pemilihan Umum Kepala Daerah dan UU Desa patut diapresiasi. Jika rencana ini terwujud,

Opera itu berjudul : Sidang Itsbat


Prosesi pemantauan hilal yang dilanjutkan dengan Sidang Itsbat yang dipimpin oleh Menteri Agama RI pada tanggal 29 Agustus 2011, tampak hanya sebagai opera

Jangan Menyerang Pihak Yang Berbeda

Ada oknum kompasioner yang dalam beberapa hari terakhir ini cenderung menyerang pihak yang berbeda pendapat dengan dirinya. Menggunakan nama yang singkat dan penjelasan tentang dirinya yang juga singkat, kompasioner ini - dalam pandangan saya - hanya bermaksud membangun opini dalam rangka mendukung pendapatnya. Dua postingannya hanya merupakan reposting dari tulisan yang secara sepihak juga menyerang ormas tertentu.

Diskusi mengenai hari lebaran yang benar tidak akan pernah ada habisnya, karena masing-masing mempunyai dasar. Kekuatan argumen yang disusun berdasar nash Al Qur’an dan hadits yang didukung ilmu pengetahuan, sama-sama dimiliki oleh kedua belah pihak.

Dalam postingan saya beberapa hari lalu, saya menulis dengan judul Perbedaan dalam Kebersamaan yang intinya menegaskan bahwa perbedaan ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Terlepas dari dampaknya, perbedaan itu menunjukkan dinamika umat yang sampai tataran tertentu, tetap dapat dicari persamaannya.

Jika kita memang mencintai umat dan bangsa ini, marilah kita saling introspeksi. Menghargai perbedaan dengan tidak saling menyakiti. Postingan yang cenderung menyudutkan, dalam masa-masa silaturrahmi ini sebaiknya kita hindari. Lebih baik energi yang kita miliki disalurkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Wallahu a’lam bish shawaab.

Indonesia Jadi Penyelenggara Grand Slam

ukup banyak penggemar tenis di ind0nesia, pemainnya juga cukup banyak. Tapi setiap kali menyaksikan turnamen Grand Slam, apakah itu Australia Terbuka, Prancis Terbuka, Wimbledon, ataupun US Open, pasti tidak ada orang Indonesia yang main, jangankan di babak utama, di babak kualifikasi aja nggak ada.

Dulu, pernah ada nama Yayuk Basuki yang bisa menembus 20 besar dunia. Juga pernah ada Angelique Wijaya yang menjuarai Wimbledon Junior. Tapi sekarang, kita cukup puas menjadi penonton, bertepuk tangan pada orang Asia yang kebetulan bisa menjadi Juara (seperti Li Na di Prancis Terbuka) dan turut merasa bangga karena ada orang Asia (seperti kita) yang bisa jadi Kampiun. Padahal Li Na mungkin tidak pernah berpikir untuk membanggakan Asia, loh. Dia cukup sibuk memikirkan dirinya sendiri.

Memang sih ada turnamen WTA yang digelar di Bali dan suka ditonton Gayus. Tapi turnamen itu cuma diikuti petenis peringkat 10 an ke bawah. Itupun nggak ada pemain Indonesianya.

Jadi… barangkali agar ada pemain Indonesia yang berlaga di Grand Slam, (minimal pakai wild card) Indonesia harus bisa jadi penyelenggara Grand Slam. Tapi kapankah itu?

Perbadaan dalam Kebersamaan

Beberapa bulan lalu, saya menulis status di akun Facebook saya yang kurang lebih berbunyi seperti ini : “Dengan monyet, kita selalu mencari persamaannya dengan manusia, tetapi dengan sesama manusia, kok yang dicari perbedaannya melulu” Beberapa orang teman sempat mengomentari status itu, ada yang terkesan main-main, ada pula yang rada serius.

Kemarin, menyikapi perbedaan penetapan lebaran Idul Fitri yang bukan sekali ini terjadi di Indonesia, saya kembali menulis status yang berbunyi : “Ketika ada satu hal yang berbeda di antara kita, yakinlah bahwa ada banyak persamaan yang bisa kita pertemukan.”

Di group I.K.A.P.T.K, saya juga menulis seperti ini : “Perbedaan waktu lebaran bagaikan sehelai rambut di tubuh manusia. Masih banyak yang bisa dicari persamaannya. Selamat merayakan Idul Fitri 1432 H. kepada siapapun yang merayakannya, kapanpun dan di manapun. Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

Pesan yang ingin saya sampaikan dari tiga status tersebut adalah perbedaan adalah hal yang lumrah dan lazim dalam kehidupan sosial kita. Jadi mengapa dijadikan persoalan? Persamaan bukan satu-satunya syarat untuk membangun kebersamaan. Bahkan, ada hal yang harus berbeda untuk bisa bersama.

Mari kita tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta mengedepankan penghormatan terhadap hak orang lain. Selamat merayakan lebaran. Taqabbalallahu minnaa wa minkum. Maaf lahir dan bathin.