Minggu, November 04, 2007

SIAPA YANG SALAH?

Beberapa malam yang lalu, saya didatangi oleh puluhan warga yang mengaku belum menerima surat panggilan untuk memberikan suara dalam Pilgub 5 November besok. Beberapa orang diantaranya terlihat emosional, dengan sedikit gesekan saja, amarah mereka akan segera meledak.

Bahkan salah seorang staf saya, sempat didorong-dorong dan dicecar dengan tuduhan tidak becus dalam menjalankan tugas. Jika disebut aparat pemerintah yang salah dalam kisruhnya data pemilih ini, memang tidak sepenuhnya salah, karena saya tidak bisa menjamin semua aparat di lapangan bekerja secara optimal. Namun jika kesalahan itu ditimpakan bulat-bulat, saya tidak bisa menerima.

Memilih, pada saat ini, sudah bukan lagi kewajiban, melainkan hak. Perubahan paradigma ini menempatkan kesadaran masyarakat akan hak demokrasinya sebagai sumber partisipasi politik masyarakat. Cukup mengharukan menyaksikan begitu banyaknya masyarakat menuntut hak pilihnya, yang menunjukkan tingginya kesadaran akan pentingnya partisipasi dalam politik. Namun sayang kesadaran itu datangnya terlambat. Jauh hari sebelum penetapan Daftar Pemilih Tetap yang menjadi dasar penerbitan Surat Panggilan dan Kartu Pemilih, masyarakat sudah dihimbau untuk memastikan dirinya terdaftar sebagai pemilih. Apa yang terjadi, sebagian besar masyarakat menunggu dirinya didatangi oleh petugas pendata yang jumlahnya sangat terbatas.

Saya lalu memberikan contoh kepada para "demonstran" saya itu pada kasus pengedaran Undangan Pesta. Dari 10 undangan pesta yang mereka terima, saya yakinkan bahwa pasti tidak seluruhnya bisa mereka temui secara personal. Adakalanya, karena mereka tidak di rumah, kartu undangan itu dititipkan di tetangga atau diselipkan di bawah pintu.

Bahkan dalam kunjungan silaturahmi kepada handai tolan, sekali dua kali kita harus mengalami kekecewaan, karena orang yang kita tuju sedang tidak berada di tempat.

Mari kita sikapi persoalan ini secara arif dan bijaksana. Bahwa ada kekeliruan, itu amat manusiawi. Yang penting kita jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran agar tidak terulang di hari mendatang.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Coba