Minggu, November 25, 2007

MEMAHAMI TUGAS SEORANG PAMONG

Bagi seorang pamong, kantor - jika didefinisikan sebagai tempat bekerja - tidak bisa dibatasi oleh ruang ber AC sebesar 4 x 4 meter dengan meja dan kursi kerja yang empuk. Sawah bisa menjadi kantor, ketika ia berhadapan dengan petani. Pantai bisa menjadi kantor ketika ia berdiskusi dengan nelayan. Tempat pembuangan sampah bisa menjadi kantor ketika ia berhadapan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Bahkan rumah duka warga yang meninggal, bisa menjadi kantornya ketika ia melayat.

Pamong juga tidak mempunyai jam kerja yang pasti. Adakalanya, di sore hari yang cerah, ketika ia sedang bercengkerama dengan anak-anaknya, ia didatangi oleh sepasang suami istri yang bertengkar beserta anak-anak yang menangis berkepanjangan. Adakalanya jika ia sedang menghadiri pesta pernikahan kerabatnya, ia dibisiki kebutuhan atau tuntutan masyarakat yang harus segera ia selesaikan.

Tidak jarang, seorang pamong harus pula memasang dada untuk membela kepentingan warga tertentu dari sekelompok warga lainnya. Ia harus siap dicaci maki oleh sekelompok orang, meskipun menuai sanjungan dari kelompok lainnya. Ia harus siap menerima senyum dari sebagian warganya, tanpa meninggalkan kesiapan menerima cibiran dari warga lainnya.

Demikianlah tugas seorang pamong...

Dituntut untuk mengerti orang banyak, tanpa harus dimengerti......

Tidak ada komentar: